Rabu, 09 Maret 2016

herbarium

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Herbarium merupakan istilah yang pertama kali digunakan oleh Turnefor (1700) untuk tumbuhan obat yang dikeringkan sebagai koleksi. Luca Ghini (1490-1550) seorang Professor Botani di Universitas Bologna, Italia adalah orang pertama yang mengeringkan tumbuhan di bawah tekanan dan melekatkannya di atas kertas serta mencatatnya sebagai koleksi ilmiah (Arber, 1938). Pada awalnya banyak spesimen herbarium disimpan di dalam buku sebagai koleksi pribadi tetapi pada abad ke-17 Ramadhanil dan Gradstein – Herbarium Celebense 39 praktek ini telah berkembang dan menyebar di Eropa (Ramadhanil, 2003).
Untuk koleksi objek perlu diperhatikan kelengkapan organ tubuhnya, pengawetan dan penyimpanannya. Koleksi objek harus memperhatikan pula kelestarian objek tersebut. Perlu ada pembatasan pengambilan objek. Salah satunya dengan cara pembuatan awetan. Pengawetan dapat dilakukan terhadap objek tumbuhan maupun hewan. Pengawetan dapat dengan cara basah ataupun kering. Cara dan bahan pengawetnya bervariasi, tergantung sifat objeknya. Untuk organ tumbuhan yang berdaging seperti buah, biasanya dilakukan dengan awetan basah. Sedang untuk daun, batang dan akarnya, umumnya dengan awetan kering berupa herbarium (Suyitno, 2004).
Herbarium dibuat dari spesimen yang telah dewasa, tidak terserang hama, penyakit atau kerusakan fisik lain. Tumbuhan berhabitus pohon dan semak disertakan ujung batang, daun, bunga dan buah, sedang tumbuhan berbentuk herba disertakan seluruh habitus. Herbarium kering digunakan untuk spesimen yang mudah dikeringkan, misalnya daun, batang, bunga dan akar, sedangkan herbarium basah digunakan untuk spesimen yang berair dan lembek, misalnya buah (Setyawan dkk, 2004).




PEMBAHASAN

a.      Pengertian Herbarium
Herbarium berasal dari kata “hortus dan botanicus”, artinya kebun botani yang dikeringkan. Secara sederhana yang dimaksud herbarium adalah koleksi spesimen yang telah dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan sistim klasifikasi (Onrizal, 2005).
Herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan diawetkan melalui metoda tertentu dan dilengkapi dengan data-data mengenai tumbuhan tersebut. Membuat herbarium yaitu pengumpulan tanaman kering untuk keperluan studi maupun pengertian, tidaklah boleh diabaikan. Yaitu melalui pengumpulan, pengeringan, pengawetan, dan dilakukan pembuatan herbarium (Steenis, 2003).
Herbarium merupakan karya referensi tiga dimensi, herbarium bukan hanya untuk mendefinisikan suatu pohon, namun segala sesuatu dari pohon. Mereka memegang bagian yang sebenarnya dari bagian mereka itu. Nama latin untuk koleksi ini ataupun Herbarium adalah Siccus Hortus, yang secara harfiah berarti taman kering, dan setiap specimen menekan yang terpasang pada selembar kertas yang diulisi dengan apa tanaman yang dikumpulkan itu, kapan dan dimana ditemukannya (Stacey, 2004).
Herbarium merupakan tempat penyimpanan contoh koleksi spesiemen tanaman atau tumbuhan yaitu herbarium kering dan herbarium basah. Herbarium yang baik selalu disertai identitas, pengumpul (nama pengumpul atau kolektor dan nomor koleksi). Serta dilengkapi keterangan lokasi asal material dan keterangan tumbuhan tersebut untuk kepentingan penelitian dan    identifikasi.    
Pada masa sekarang herbarium tidak hanya merupakan suatu spesimen yang diawetkan tetapi juga mempunyai suatu lingkup kegiatan  botani tertentu,  sebagai sumber informai dasar untuk para ahli taksonomi dan sekaligus berperan  sebagai pusat penelitian  dan pengajaran , juga pusat informasi bagi masyarakat umum. Herbarium diartikan juga sebagai bank data dengan sejumlah data mentah yang belum diolah. Masing-masing specimen dapat memberikan bermacam-macam informasi, tergantung kelengkapan spesimen, data dan asal-usul materialnya. (Balai Taman Nasional Baluran, 2004)
Kelebihan dari Herbarium kering dibandingkan dengan herbarium basah adalah dapat bertahan lama hingga ratusan tahun. Terdapat beberapa kelemahan pada herbarium yaitu; spesimen mudah mengalami kerusakan akibat perawatan yang kurang memadai maupun karena frekuensi pemakaian yang cukup tinggi untuk identifikasi dan pengecekan data secara manual,  tidak bisa diakses secara bersama-sama oleh berberapa orang, biaya besar,tidak bisa diakses sewaktu-waktu dan tidak dapat diakses dari jarak jauh (Wibobo dan Abdullah, 2007)
Herbarium kering yang baik adalah herbarium yang lengkap organ vegetatif dan organ generatifnya. Selain itu kerapian herbarium juga akan menentukan nilai estetikanya serta faktor-faktor yang mempengaruhi koleksi herbarium adalah lama pembuatan herbarium, tempat penyimpanan dan faktor lingkungan seperti suhu (Subrahmanyam, 2002).
b.      Kegunaan Herbarium
Kegunaan herbarium secara umum antara lain:
1)                  Sebagai pusat referensi : Merupakan sumber utama untuk identifikasi tumbuhan bagi para ahli taksonomi, ekologi, petugas yang menangani jenis tumbuhan langka, pecinta alam, para petugas yang bergerak dalam konservasi alam. 2) Sebagai lembaga dokumentasi : Merupakan koleksi yang mempunyai nilai sejarah, seperti tipe dari taksa baru, contoh penemuan baru, tumbuhan yang mempunyai nilai ekonomi dan lain lain. 3) Sebagai pusat penyimpanan data : Ahli kimia memanfaatkannya untuk mempelajari alkaloid, ahli farmasi menggunakan untuk mencari bahan ramuan untuk obat kanker, dan sebagainya (Onrizal, 2005).4)Material herbarium sangat penting artinya sebagai kelengkapan koleksi untuk kepentingan penelitian dan identifikasi.5)Material peraga pelajaran botani, 6) Material penelitian,7) Alat pembantu identifikasi tanaman, 8) Material pertukaran antar herbarium di seluruh dunia, 9) Bukti keanekaragaman dan 10.) Spesimen acuan untuk publikasi spesies baru.



c.       Pembagian Herbarium
Herbarium kering,  adalah  herbarium  yang dibuat dengan cara pengeringan, namun tetap terlihat ciri-ciri morfologinya sehingga masih bisa diamati dan dijadikan perbandingan pada saat determinasi selanjutnya.
Herbarium basah adalah Spesiesmen tumbuhan yang telah diawetkan disimpan dalam suatu larutan yang di buat dari komponen macam zat dengan komposisi yang berbeda-beda.
d.      Cara Membuat Herbarium
Bahan :
1. Rumput Setaria (Setaria Anceps) dan Gamal (Glirisida sepium), 
2. Selotip untuk menempel tanaman yang sudah dikeringkan, 
3. Label untuk menandai tanaman yang sudah di keringkan tersebut serta 
4. Lem untuk menempel label.
Alat :
1.    Triplek untuk mengepres, 
2.    Kertas koran untuk alas bahan dan mempercepat pengeringan, 
3.    Pemberat untuk mengepres, 
4.    Kertas Karton untuk menempel hasil tanaman yang sudah dikeringkan, 
5.    Gunting untuk menggunting bahan herbarium yang terlalu besar.
Cara membuat :
1.      Mengambil sampel Rumput Setaria (Setaria Anceps) dan Gamal (Gliricidia sepium)  berupa daun, batang dan buahnya. 
2.      Meletakkan sampel diatas triplek yang sudah diberi alas kertas koran. 
3.      Menata sampel dengan baik, kemudian ditutup dengan kertas koran, kemudian di tutup dengan triplek lagi
4.      Mengepress triplek dengan pemberat selama 1 minggu.  Agar tekanan yang dihasilkan lebih kuat dan tanaman menjadi lebih cepat kering.
5.      Mengganti alas koran agar herbarium tidak lembab dan berjamur serta mempercepat proses pengeringan.
6.      Tanaman dikatakan kering kalau dirasakan tidak dingin lagi dan juga terasa kaku
7.      Menempel Tanaman Rumput Setaria (Setaria Anceps) dan Gamal (Gliricidia sepium) pada kertas karton. 
8.      Menuliskan nama pada kertas dengan kertas label. Label tersebut berisi data mengenai tanggal, tempat ditemukan, tempat mereka tumbuh, nama penemu, catatan khusus, nama familia dan nama spesies.
e.       Waktu pembuatan herbarium
Waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan herbarium adalah lebih kurang selama 2 minggu pada suhu kamar. Hal ini sesuai dengan pendapat Meynyeng (2010) yang menyatakan bahwa pembuatan herbarium biasanya membutuhkan waktu lebih kurang 2 minggu dan suhu yang digunakan pada pembuatan herbarium adalah suhu kamar berkisar 30–35° C.
f.        ciri-ciri herbarium yang baik
Hasil herbarium tidak terjadi kerusakan atau terserang jamur.  Hal ini berarti proses pengeringan berjalan baik. Herbarium yang sudah jadi tersebut kemudian diberi label atau deskripsi singkat yang menggambarkan ciri-ciri setiap spesies tumbuhan yang ada. Herbarium biasanya dilengkapi dengan data-data mengenai tumbuhan yang diawetkan, baik data taksonomi, morfologi, ekologi, maupun geografinya. Selain itu dalam herbarium juga memuat waktu dan nama pengkoleksi.
Herbarium yang baik adalah herbarium yang memiliki data, lengkap dengan bagian-bagiannya. Bagian ini berupa akar, batang, bunga bulir, dan buah. Dijelaskan lebih lanjut bahwa herbarium yang baik adalah yang memuat bagian-bagian tumbuhan yang representatif, yaitu organ-organ yang penting untuk identifikasi. 

KESIMPULAN
1. Herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan diawetkan melalui metoda tertentu dan dilengkapi dengan data-data mengenai tumbuhan tersebut.
2. Herbarium memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai pusat referensi, sebagai lembaga dokumentasi, dan sebagai pusat penyimpanan data.
3. Kelebihan dari herbarium kering adalah dapat bertahan lama sedangkan kelemahan herbarium kering mudah rusak jika tidak dirawat, membutuhkan biaya besar dan tidak dapat diakses dari jarak jauh
4. Waktu yang diperlukan untuk melakukan pembuatan herbarium minimal selama 2 minggu, agar mendapatkan hasil yang baik.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi koleksi herbarium adalah lama pembuatan herbarium, tempat penyimpanan dan faktor lingkungan seperti suhu


DAFTAR PUSTAKA
·         Aththorick,   T.A,   dan   Siregar  E.S.  2006.  Taksonomi    Tumbuhan.  Departemen
·         Biologi  FMIPA USU. Medan
·         Balai Diklat   Kehutanan Makassar. 2011. Herbarium Sebagai  Acuan  PenanamanPohon.
·         http://www.badikhut.com. Diakses pada tanggal 14 Juni 2012.

·         Moenandir, J. 1996. Ilmu Gulma  dalam Sistem Pertanian. PT.Raja Grafindo Persada Jakarta.

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI BUNGA DAN BUAH

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang tidak mempunyai alat gerak aktif. Perlu adanya alat bantu dalam proses reproduksi untuk menghasilkan keturunan. Bunga (flos) atau kembang adalah struktur reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga. Organ reproduksi (benang sari dan putik) terdapat pada bunga.
Bunga berfungsi utama menghasilkan biji. Penyerbukan dan pembuahan berlangsung pada bunga. Setelah pembuahan, bunga akan berkembang menjadi buah. Buah adalah struktur yang membawa biji. Morfologi dari suatu bunga dapat menjadi dasar bagi klasifikasi tanaman. Tanaman yang memiliki system kekerabatan dekat umumnya memiliki ciri atau morfologi bunga yang hampir sama.
Pengetahuan tentang morfologi bunga dapat mempermudah kita dalam menentukan metode pemuliaan yang dapat diterapkan serta dapat menentukan jenis penyerbukannya. Proses penting dalam daur hidup suatu tanaman adalah penyerbukan dan pembuahan. Penyerbukan (pollination) merupakan peristiwa melekatnya serbuk sari ke kepala putik. Penyerbukan merupakan tahap awal dari terbentuknya individu atau tanaman baru. Penyerbukan dapat terjadi secara alami dengan bantuan angin, air, manusia, serangga atau hewan lainnya dan lain-lain.


1.2    Tujuan
1.      Mengenal bunga tunggal dan majemuk, bagian-bagian bunga ,dan bentuk mahkota bunga.
2.      Mengenal bermacam-macam buah sejati/telanjang dan buah palsu/semu/tertutup.
3.      Mengetahui bagian-bagian mana yang dimakan dari suatu buah.
4.      Mengenal bagian-bagian dari biji.








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.    BUNGA
Bunga merupakan organ reproduktif pada tumbuhan. Berdasarkan tipenya, bunga dibagi menjadi bunga tunggal dan bunga majemuk. Pada bunga tunggal, satu tangkai hanya mendukung satu bunga, sedangkan pada bunga majemuk, satu tangkai mendukung banyak bunga (Fahn, 1991).
Bagian-bagian bunga tunggal terdiri atas tangkai bunga (pedicel), dasar bunga (receptacle), kelopak (calyx), mahkota (corolla), benang sari (stamen), dan putik (pistil). Bagian-bagian bunga majemuk terdiri atas ibu tangkai bunga (peduncle), daun pelindung (bract), daun tangkai (bracteola), tangkai daun dan bunga (Stace, 1980).
Bunga majemuk dapat dibedakan menjadi bunga majemuk terbatas dan bunga majemuk tidak terbatas. Contoh bunga majemuk terbatas adalah monochasium yang terdiri atas monochasium tunggal, sekrup, dan bercabang seling; dichasium yang terdiri atas dichasium tunggal dan dichasium majemuk; pleiochasium; bunga kipas dan bunga sabit (Widya, 1989).
Bunga majemuk tidak terbatas dibedakan menjadi bunga majemuk dengan ibu tangkai tidak bercabang dan bunga majemuk dengan ibu tangkai bercabang. Contoh yang pertama adalah bunga bulir, tongkol, untai, tandan, cawan, payung, bongkol, dan bunga periuk. Contoh yang kedua adalah bunga malai, thyrse, malai rata, bulir majemuk, tongkol majemuk dan payung majemuk (Dod, 1979).
Melihat bagian – bagian yang terdapat pada bunga maka bunga dapat di bedakan dalam (Tjitrosoepomo, 1989):
1.      Bunga lengkap (flos completusl), yang terdiri atas: lingkaran daun – daun kelopak, lingkaran daun – daun mahkota, lingkaran benang – benang sari dan satu lingkaran daun – daun buah.
2.      Bunga tidak lengkap atau bunga tidak sempurna (flos incompletusl), jika salah satu bagian hiasan bunga atau salah satu alat kelaminnya tidak ada. Jika bunga tidak mempunyai hiasan bunga, maka bunga itu di sebut telanjang (nudus), juka hanya mempunyai salah satu dari kedua macam alat kelaminnya, dinamakan berkelamin tunggal (unisexualis). 
2.      BUAH
Buah adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium).Setiap bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses yang diawali oleh peristiwa penyerbukan, yakni berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik. Setelah serbuk sari melekat di kepala putik, serbuk sari berkecambah dan isinya tumbuh menjadi buluh serbuk sari yang berisi sperma. Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai putik menuju bakal biji, di mana terjadi persatuan antara sperma yang berasal dari serbuk sari dengan sel telur yang berdiam dalam bakal biji, membentuk zigot yang bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan baik plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur yang berdiam dalam bakal biji, membentuk zigot yang bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan baik plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur dan sperma, dan kariogami, yakni persatuan inti sel keduanya (Hidayat, 1995).
Dinding buah, yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada bunga, dikenal sebagai perikarp (pericarpium). Perikarp ini sering berkembang lebih jauh, sehingga dapat dibedakan atas dua lapisan atau lebih. Yang di bagian luar disebut dinding luar, eksokarp (exocarpium), atauepikarp (epicarpium), yang di dalam disebut dinding dalam atau endokarp (endocarpium), serta lapisan tengah (bisa beberapa lapis) yang disebut dinding tengah atau mesokarp (mesocarpium) (Kimball, 1999).
Pada tumbuhan umumnya dapat digolongkan dalam dua golongan yaitu :
1.        Buah semu atau tertutup, yaitu jika buah berbentuk dari bakal buah beserta bagian-bagian lain pada bunga itu yang menjadi bagian utama buah ini (lebih besar, lebih menarik perhatian, dan sering kali merupakan bagian buah yang bermanfaat atau dapat dimakan), sedang buah yang sesungguhnya kadang tersembunyi. Dibedakan atas tiga macam yaitu: buah semu tunggal, buah semu ganda dan buah semu majemuk.
2.        Buah sungguh atau buah telanjang yang selalu terjadi dari bakal buah dan jika ada bagian bunga lainnya yang masih tinggal bagian ini tidak merupakan bagian buah yang berarti. Dibedakan atas tiga macam yaitu: buah sejati tunggal, buah sejati ganda dan buah sejati majemuk.
3.      BIJI
Biji (bahasa Latin:semen) adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhan berbunga yang telah masak. Biji dapat terlindung oleh organ lain (buah, pada Angiospermae atau Magnoliophyta) atau tidak (pada Gymnospermae). Dari sudut pandang evolusi, biji merupakan embrio atau tumbuhan kecil yang termodifikasi sehingga dapat bertahan lebih lama pada kondisi kurang sesuai untuk pertumbuhan.





BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
 1.Alat tulis,Pensil Gambar
 2.Pisau atau Cutter

3.1.2 Bahan
1.      Bunga Kembang Sepatu
2.      Bunga Kacang Tanah
3.      Bunga Kembang Merak
4.      Bunga Asoka
5.      Bunga Betina Jagung
6.      Buah Apel
7.      Buah Jeruk
8.      Buah Nangka
9.      Biji Padi
10.  Ercis
11.  Kacang Merah


3.2 Cara Kerja
1.      Tulis nama Latin dari preparat nomor 1 sampai 5 ( Familia dan Spesies)
2.      Gambar bagian bunga secara lengkap dan beri keterangan dalam bahasa Indonesia dan Latin
3.      Keterangan yang harus dilengkapi : bunga lengkap atau tidak lengkap, bunga sempurna atau tidak sempurna,jumlah benang sari dan putik,bentuk mahkota,bunga tunggal atau majemuk
4.      Keterangan lainnya meliputi : bagian –bagian buah,bagian-bagian biji,macam buah,bagian yang dimakan






BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  Hasil Pengamatan
No
Gambar Bunga
Keterangan
1.
kembang-sepatu-01.jpg
Nama :Bunga Kembang sepatu
Famili          :  Malvaceae
Spesies         :   H. Rosa-sinensis
Tipe bunga : bunga lengkap
bunga sempurna
Nama Latin: Hibiscus rosa-sinensisL.
2.
kacang tanah.jpg

Nama :Bunga Kacang Tanah
Famili              : Fabaceae
Species : Arachis hypogae
Tipe bunga : bunga tidak lengkap
Bunga tidak sempurna
Nama Latin  :Arachis hypogeae L..





3.
kembang merak.jpg
Nama :Bunga Kembang merak
Famili          :  Fabaceae
Spesies         :   C.pulcherrima
Tipe bunga : bunga lengkap
bunga sempurna
Nama Latin  :Caesalpinia pulcherrima
4.
asoka.jpgasoka.jpg
Nama :Bunga Asoka
Famili          :Fabaceae
Spesies         :  S asoca
Tipe bunga : bunga lengkap
bunga sempurna
Nama Latin  :Saraca asoca
5.
jagung.jpg
Nama :Bunga Betina Jagung
Famili          :  Poaceae
Spesies         :   Z. mays
Tipe bunga : bunga lengkap
bunga sempurna
Nama Latin  :Zea mays ssp.mays






No.
Gambar Buah
Keterangan
apel.jpeg1.

Nama : Apel
Famili   : Rosaceae
Spesies : M.domestica
Nama Latin : Malus Domestica
2.
jeruk.jpeg
Nama : Jeruk
Famili   : Rutaceae
Spesies : Citrus sp
Nama Latin : Citrus sp
nangka.png3.

Nama : Nangka
Famili   : Moraceae
Spesies : Artocarpus heterophylus L.
Nama Latin : Artocarpusheterophylus L
4.
padi.jpeg
Nama : Padi
Famili   : Poaceae
Spesies : O.sativa
Nama Latin : Oryza sativa
5.
ercis.gif
Nama             : Ercis
Famili: Fabaceae 
Spesies           :Pisum sativumL.
Nama Latin    : Pisum sativumL.
6.
kacang merah.jpeg
Nama             : Kacang Merah
Famili: Fabaceae 
Spesies           : Vigna angularis 
Nama Latin    : Vigna angularis



4.2  Pembahasan

5.1          Bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis Linn)
Dari hasil pengamatan, bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis Linn) ini merupakan bunga tunggal. Bunga ini memiliki bagian-bagian yang kompleks seperti kelopak, mahkota, benang sari, dan putik, sehingga disebut dengan bunga lengkap. Bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis Linn) tumbuh pada ketiak daun. Bunga ini disebut juga dengan bunga sempurna karen memiliki benang sari dan putik.
Mahkota  bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis Linn) memiliki fungsi untuk menarik perhatian serangga agar datang untuk membantu proses penyerbukan. Bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis Linn) memiliki fungsi sebagai tanaman obat yang memiliki khasiat anti inflamasi, diuretic, analgesic, sedative dan ekspetoran.
5.2          Bunga kedelai (Glycine max (L.) Merill)
Dari hasil pengamatan, bunga kedelai (Glycine max (L.) Merill) ini merupakan bunga tunggal. Bunga kedelai ini juga memiliki bagian-bagian kompleks yaitukelopak, mahkota, benang sari, dan putik, sehingga disebut bunga lengkap. Bunga kedelai mempunyai 10 buah benang sari, sembilan buah diantaranya bersatu pada bagian pangkal dan membentuk selubung yang mengelilingi putik. Dilihat dari alat generatifnya, bunga kedelai merupakan bunga sempurna karena memiliki benang sari dan putik. Berikut ini adalah klasifikasi nya dari bunga kedelai :
Mahkota bunga kedelai (Glycine max (L) Merill) mempunyai fungsi untuk menarik perhatian serangga agar datang untuk membantu proses penyerbukan. Fungsi bunga kedelai (Glycine max (L) Merill yaitu sebagai pembuatan susu, vetsin, kue, permen tekstil,pembuatan minya goreng, dan lain-lainnya.

5.3          Bunga kembang merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz)
Dari hasil pengamatan, Bunga kembang merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz) merupakan bunga majemuk yaitu bunga majemuk tak terbatas karena ibu tangkainya dapat tumbuh terus, dengan cabang – cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak, dan mempunyai susunan acropental. Bunga merak ini mempunyai bagian-bagian yang kompleks seperti kelopak, mahkota, benang sari,  dan putik. Dilihat dari alat generatifnya, bunga kembang merak adalah bunga sempurna karena memiliki benang sari dan putik. Susunan bunga majemuk nya yaitu tandan (recemes/botrys). Bunga kembang merak mempunyai jumlah benang sari sebanyak 10, 9 bersatu dan 1 buah lepas, dan jumlah putiknya ada 1 dengan letak ovarium superum terdiri dari 1 loculus dan 1 carpelum.
            Mahkota bunga merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz) mempunyai fungsi untuk menarik perhatian serangga agar datang untuk membantu proses penyerbukan. Fungsi bunga merak yaitu untuk mengobati kejang pada anak , untuk mengobati sariawan, untuk mengobati perut kembung, mengobati luka memar, panas dalam, radang hati dan diare.
5.4          Bunga asoka (saraca asoca)
Dari  hasil pengamatan, bunga asoka (saraca asoca) merupakan bunga majemuk yaitu bunga majemuk tak terbatas. Bunga asoka merupakan bunga tidak lengkap karena hanya memiliki mahkota dan benag sari dan bunga tidak sempurna. Susunan bunga majemuknya yaitu malai rata (corymbus aramosus).
Mahkota bunga asoka (saraca asoca) mempunyai fungsi untuk menarik perhatian serangga agar datang untuk membantu proses penyerbukan. Fungsi dari bunga asoka (Saraca asoca) yaitu untuk mengobati disentri hemoragik, untuk mengatasi haid yang tidak teratur, untuk mengobati kram betis, dan mengobati luka memar.
5.5          Bunga betina jagung (Zea mays L.)
        Dari hasil pengamatan, bunga betina jagung (Zea mays L.) merupakan bunga majemuk yaitu bunga majemuk tak terbats. Bunga betina jagung ini juga merupakan bunga tidak lengkap dan merupakan bunga sempurna karen memiliki benang sari dan putik.. Susunan bunga majemuknya adalah tongkol (apadix).
Mahkota pada bunga betina jagung (Zea mays L.) mempunyai fingsi untuk menarik perhatian serangga agar datang untuk membantu proses penyerbukan. Bunga betina jagung memiliki fumgsi sebagai berikut : untuk mencegah penyakit jantung, menurunkan hipertensi, mencegah penyakit wasir dan penyakit sembelit.



5.6          Apel (Pyrus malus)
Apel (Pyrus malus) merupakan buah sejati tunggal. Struktur dari buah apel yaitu terdiri dari kulit buah (exocarpium), merupakan lapisan tipis, tetapi sering kali kuat atau kaku seperti kulit, dengan permukaan yang licin, selain itu lapisan ini dapat dimakan, serta kulit dalam (endocarpium), yang berbatasan dengan ruang yang mengandung biji, seringkali cukup tebal dan keras. Sedangkan struktur dari biji buah apel terdiri dari kulit biji (spermodermis) dan tangkai biji.
5.7          Jeruk siam (Citrus nobilis)
Jeruk siam (Citrus nobilis) merupakan jenis buah sejati, tunggal, dan berdaging. Pada jeruk siam memiliki buah dengan ciri khas: kulit buah tipis (sekitar 2 mm), permukaan halus, licin, mengkilap, dan menempel lekat pada daging buah.  
5.8          Nangka (Artocarpus heterophylla)
Buah nangka (Artocarpus heterophylla) berbentuk lonjong dan bulat,berukuran besar. Buah nangka merupakan buah semu. Daging buah adalah perkembangan dari tenda bunga. Biji berbentuk bulat lonjong sampai jorong agak gepeng, panjang 2-4 cm, berturut-turut tertutup oleh kulit biji yang tipis coklat seperti kulit, endokarp yang liat keras keputihan, dan eksokarp yang lunak. 
5.9          Padi
Bunga padi (Oryza sativa L.)  merupakan jenis bunga telanjang, karena mempunyai perhiasan. Bagian yang bisa dimakan adalah lembaga endosperm.
Biji sebagian besar ditempati oleh endosperm yang mengandung zat tepung dan sebagian ditempati oleh embrio (lembaga) yang terletak dibagian sentral yakni dibagian lemma.
5.10      Ercis
Bunga ercis merupakan bunga sejati. Bakal buah terdiri dari 4-15 bakal biji. Bijinya berbentuk lonjong bulat..
5.11       Kacang merah
.Bunga kacang merah merupakan bunga sejati. Biji berbentuk bulat lonjong gepeng.




BAB V
PENUTUP

5.1    Kesimpulan
Ada beberapa kesimpulan dari praktikum ini yaitu :
*      Bunga adalah bagian tanaman yang mengandung struktur alat perbanyakkan generatif. Pada umumnya bunga majemuk memiliki 4 organ utama, yaitu kelopak (sepal), mahkota (petal), benang sari (stamen) dan putik (pistil).
*      Berdasarkan kelengkapan bagian bunganya, bunga dapat digolongkan ke dalam bunga lengkap, yaitu bunga yang memiliki kelopak, mahkota, benang sari, dan putik dan bunga tidak lengkap, yaitu bunga yang tidak memiliki ssalah satu organ tersebut.
*      Dilihat dari alat generatifnya, ada bunga sempurna dan bunga tidak sempurna. Bunga sempurna adalah bunga yang memiliki benag sari dan putik. Sedangkan bunga tidak sempurna tidak memiliki salah satu organ generatif tersebut.
*      Buah berasal dari bakal buah akan tetapi apa yang dimakan oleh manusia , secara awam disebut buah, tidak selalu berasal dari bakal buah. Setelah terjadi penyerbukan yang diikuti dengan pembuahan, bakal buah tumbuh menjadi biji.
*      Tumbuhan yang berbunga tunggal (planta uniflora) adalah tumbuhan yang hanya mengjasilkan satu bunga saja, sedangkan tumbuhan berbunga majemuk (planta multiflora) yaitu suatu bunga yang dapat dibedakan dari cabang yang mendukung sejumlah bunga di ketiaknya

5.2    Saran
Ada beberapa saran dari praktikum ini yaitu :
Sebaiknya di dalam pelaksanaan praktikum ini waktu yang telah ditentukan digunakan dengan sebaik-baiknya sehingga praktikum dapat berjalan dengan sesuai yang diinginkan.Selain itu pengamatan harus lebih cermat yang lebih penting kehati-hatian dalam menggunakan alat-alat praktikum.Laboratorium juga diperhatikan kebersihannya,serta para pratikan harus lebih aktif lagi agar semua preparat dapat diamati. 



DAFTAR PUSTAKA

*      Dod, B. 1979. Tanaman Bunga di Dunia. (terjemahan). Jakarta : UI Press.
*      Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan. (Terjemahan). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
*      Hidayat. 1995.Mikrobiologi Hasil Pertanian.IKIP Malang. Malang
Campbell, dkk. 2003. Biologi. Jakarta Erlangga.
*      Kimball, John W. 1999. Biologi Jilid 2 dan 3. ErlanggaL: Jakarta.
*      Stace, C.A. 1980. Taksonomi tumbuhan dan biosistematik. Bogor : IPB Press.
*      Tjitrosoepomo, G. 1989. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
*      Widya, yasinta. 1989. Tanaman obat indonesia. Malang : Universitas Negeri Malang Press.