Rabu, 09 Maret 2016

herbarium

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Herbarium merupakan istilah yang pertama kali digunakan oleh Turnefor (1700) untuk tumbuhan obat yang dikeringkan sebagai koleksi. Luca Ghini (1490-1550) seorang Professor Botani di Universitas Bologna, Italia adalah orang pertama yang mengeringkan tumbuhan di bawah tekanan dan melekatkannya di atas kertas serta mencatatnya sebagai koleksi ilmiah (Arber, 1938). Pada awalnya banyak spesimen herbarium disimpan di dalam buku sebagai koleksi pribadi tetapi pada abad ke-17 Ramadhanil dan Gradstein – Herbarium Celebense 39 praktek ini telah berkembang dan menyebar di Eropa (Ramadhanil, 2003).
Untuk koleksi objek perlu diperhatikan kelengkapan organ tubuhnya, pengawetan dan penyimpanannya. Koleksi objek harus memperhatikan pula kelestarian objek tersebut. Perlu ada pembatasan pengambilan objek. Salah satunya dengan cara pembuatan awetan. Pengawetan dapat dilakukan terhadap objek tumbuhan maupun hewan. Pengawetan dapat dengan cara basah ataupun kering. Cara dan bahan pengawetnya bervariasi, tergantung sifat objeknya. Untuk organ tumbuhan yang berdaging seperti buah, biasanya dilakukan dengan awetan basah. Sedang untuk daun, batang dan akarnya, umumnya dengan awetan kering berupa herbarium (Suyitno, 2004).
Herbarium dibuat dari spesimen yang telah dewasa, tidak terserang hama, penyakit atau kerusakan fisik lain. Tumbuhan berhabitus pohon dan semak disertakan ujung batang, daun, bunga dan buah, sedang tumbuhan berbentuk herba disertakan seluruh habitus. Herbarium kering digunakan untuk spesimen yang mudah dikeringkan, misalnya daun, batang, bunga dan akar, sedangkan herbarium basah digunakan untuk spesimen yang berair dan lembek, misalnya buah (Setyawan dkk, 2004).




PEMBAHASAN

a.      Pengertian Herbarium
Herbarium berasal dari kata “hortus dan botanicus”, artinya kebun botani yang dikeringkan. Secara sederhana yang dimaksud herbarium adalah koleksi spesimen yang telah dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan sistim klasifikasi (Onrizal, 2005).
Herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan diawetkan melalui metoda tertentu dan dilengkapi dengan data-data mengenai tumbuhan tersebut. Membuat herbarium yaitu pengumpulan tanaman kering untuk keperluan studi maupun pengertian, tidaklah boleh diabaikan. Yaitu melalui pengumpulan, pengeringan, pengawetan, dan dilakukan pembuatan herbarium (Steenis, 2003).
Herbarium merupakan karya referensi tiga dimensi, herbarium bukan hanya untuk mendefinisikan suatu pohon, namun segala sesuatu dari pohon. Mereka memegang bagian yang sebenarnya dari bagian mereka itu. Nama latin untuk koleksi ini ataupun Herbarium adalah Siccus Hortus, yang secara harfiah berarti taman kering, dan setiap specimen menekan yang terpasang pada selembar kertas yang diulisi dengan apa tanaman yang dikumpulkan itu, kapan dan dimana ditemukannya (Stacey, 2004).
Herbarium merupakan tempat penyimpanan contoh koleksi spesiemen tanaman atau tumbuhan yaitu herbarium kering dan herbarium basah. Herbarium yang baik selalu disertai identitas, pengumpul (nama pengumpul atau kolektor dan nomor koleksi). Serta dilengkapi keterangan lokasi asal material dan keterangan tumbuhan tersebut untuk kepentingan penelitian dan    identifikasi.    
Pada masa sekarang herbarium tidak hanya merupakan suatu spesimen yang diawetkan tetapi juga mempunyai suatu lingkup kegiatan  botani tertentu,  sebagai sumber informai dasar untuk para ahli taksonomi dan sekaligus berperan  sebagai pusat penelitian  dan pengajaran , juga pusat informasi bagi masyarakat umum. Herbarium diartikan juga sebagai bank data dengan sejumlah data mentah yang belum diolah. Masing-masing specimen dapat memberikan bermacam-macam informasi, tergantung kelengkapan spesimen, data dan asal-usul materialnya. (Balai Taman Nasional Baluran, 2004)
Kelebihan dari Herbarium kering dibandingkan dengan herbarium basah adalah dapat bertahan lama hingga ratusan tahun. Terdapat beberapa kelemahan pada herbarium yaitu; spesimen mudah mengalami kerusakan akibat perawatan yang kurang memadai maupun karena frekuensi pemakaian yang cukup tinggi untuk identifikasi dan pengecekan data secara manual,  tidak bisa diakses secara bersama-sama oleh berberapa orang, biaya besar,tidak bisa diakses sewaktu-waktu dan tidak dapat diakses dari jarak jauh (Wibobo dan Abdullah, 2007)
Herbarium kering yang baik adalah herbarium yang lengkap organ vegetatif dan organ generatifnya. Selain itu kerapian herbarium juga akan menentukan nilai estetikanya serta faktor-faktor yang mempengaruhi koleksi herbarium adalah lama pembuatan herbarium, tempat penyimpanan dan faktor lingkungan seperti suhu (Subrahmanyam, 2002).
b.      Kegunaan Herbarium
Kegunaan herbarium secara umum antara lain:
1)                  Sebagai pusat referensi : Merupakan sumber utama untuk identifikasi tumbuhan bagi para ahli taksonomi, ekologi, petugas yang menangani jenis tumbuhan langka, pecinta alam, para petugas yang bergerak dalam konservasi alam. 2) Sebagai lembaga dokumentasi : Merupakan koleksi yang mempunyai nilai sejarah, seperti tipe dari taksa baru, contoh penemuan baru, tumbuhan yang mempunyai nilai ekonomi dan lain lain. 3) Sebagai pusat penyimpanan data : Ahli kimia memanfaatkannya untuk mempelajari alkaloid, ahli farmasi menggunakan untuk mencari bahan ramuan untuk obat kanker, dan sebagainya (Onrizal, 2005).4)Material herbarium sangat penting artinya sebagai kelengkapan koleksi untuk kepentingan penelitian dan identifikasi.5)Material peraga pelajaran botani, 6) Material penelitian,7) Alat pembantu identifikasi tanaman, 8) Material pertukaran antar herbarium di seluruh dunia, 9) Bukti keanekaragaman dan 10.) Spesimen acuan untuk publikasi spesies baru.



c.       Pembagian Herbarium
Herbarium kering,  adalah  herbarium  yang dibuat dengan cara pengeringan, namun tetap terlihat ciri-ciri morfologinya sehingga masih bisa diamati dan dijadikan perbandingan pada saat determinasi selanjutnya.
Herbarium basah adalah Spesiesmen tumbuhan yang telah diawetkan disimpan dalam suatu larutan yang di buat dari komponen macam zat dengan komposisi yang berbeda-beda.
d.      Cara Membuat Herbarium
Bahan :
1. Rumput Setaria (Setaria Anceps) dan Gamal (Glirisida sepium), 
2. Selotip untuk menempel tanaman yang sudah dikeringkan, 
3. Label untuk menandai tanaman yang sudah di keringkan tersebut serta 
4. Lem untuk menempel label.
Alat :
1.    Triplek untuk mengepres, 
2.    Kertas koran untuk alas bahan dan mempercepat pengeringan, 
3.    Pemberat untuk mengepres, 
4.    Kertas Karton untuk menempel hasil tanaman yang sudah dikeringkan, 
5.    Gunting untuk menggunting bahan herbarium yang terlalu besar.
Cara membuat :
1.      Mengambil sampel Rumput Setaria (Setaria Anceps) dan Gamal (Gliricidia sepium)  berupa daun, batang dan buahnya. 
2.      Meletakkan sampel diatas triplek yang sudah diberi alas kertas koran. 
3.      Menata sampel dengan baik, kemudian ditutup dengan kertas koran, kemudian di tutup dengan triplek lagi
4.      Mengepress triplek dengan pemberat selama 1 minggu.  Agar tekanan yang dihasilkan lebih kuat dan tanaman menjadi lebih cepat kering.
5.      Mengganti alas koran agar herbarium tidak lembab dan berjamur serta mempercepat proses pengeringan.
6.      Tanaman dikatakan kering kalau dirasakan tidak dingin lagi dan juga terasa kaku
7.      Menempel Tanaman Rumput Setaria (Setaria Anceps) dan Gamal (Gliricidia sepium) pada kertas karton. 
8.      Menuliskan nama pada kertas dengan kertas label. Label tersebut berisi data mengenai tanggal, tempat ditemukan, tempat mereka tumbuh, nama penemu, catatan khusus, nama familia dan nama spesies.
e.       Waktu pembuatan herbarium
Waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan herbarium adalah lebih kurang selama 2 minggu pada suhu kamar. Hal ini sesuai dengan pendapat Meynyeng (2010) yang menyatakan bahwa pembuatan herbarium biasanya membutuhkan waktu lebih kurang 2 minggu dan suhu yang digunakan pada pembuatan herbarium adalah suhu kamar berkisar 30–35° C.
f.        ciri-ciri herbarium yang baik
Hasil herbarium tidak terjadi kerusakan atau terserang jamur.  Hal ini berarti proses pengeringan berjalan baik. Herbarium yang sudah jadi tersebut kemudian diberi label atau deskripsi singkat yang menggambarkan ciri-ciri setiap spesies tumbuhan yang ada. Herbarium biasanya dilengkapi dengan data-data mengenai tumbuhan yang diawetkan, baik data taksonomi, morfologi, ekologi, maupun geografinya. Selain itu dalam herbarium juga memuat waktu dan nama pengkoleksi.
Herbarium yang baik adalah herbarium yang memiliki data, lengkap dengan bagian-bagiannya. Bagian ini berupa akar, batang, bunga bulir, dan buah. Dijelaskan lebih lanjut bahwa herbarium yang baik adalah yang memuat bagian-bagian tumbuhan yang representatif, yaitu organ-organ yang penting untuk identifikasi. 

KESIMPULAN
1. Herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan diawetkan melalui metoda tertentu dan dilengkapi dengan data-data mengenai tumbuhan tersebut.
2. Herbarium memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai pusat referensi, sebagai lembaga dokumentasi, dan sebagai pusat penyimpanan data.
3. Kelebihan dari herbarium kering adalah dapat bertahan lama sedangkan kelemahan herbarium kering mudah rusak jika tidak dirawat, membutuhkan biaya besar dan tidak dapat diakses dari jarak jauh
4. Waktu yang diperlukan untuk melakukan pembuatan herbarium minimal selama 2 minggu, agar mendapatkan hasil yang baik.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi koleksi herbarium adalah lama pembuatan herbarium, tempat penyimpanan dan faktor lingkungan seperti suhu


DAFTAR PUSTAKA
·         Aththorick,   T.A,   dan   Siregar  E.S.  2006.  Taksonomi    Tumbuhan.  Departemen
·         Biologi  FMIPA USU. Medan
·         Balai Diklat   Kehutanan Makassar. 2011. Herbarium Sebagai  Acuan  PenanamanPohon.
·         http://www.badikhut.com. Diakses pada tanggal 14 Juni 2012.

·         Moenandir, J. 1996. Ilmu Gulma  dalam Sistem Pertanian. PT.Raja Grafindo Persada Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar